Peer Review Community (PRC) menggelar kegiatan Klinik Menulis bersama Amanah Nurish, Ph.D, pada 30 Maret 2018 di ruang workshop Institute for Javanese Islam Research (IJIR) IAIN Tulungagung. Amanah Nurish –atau akrab disapa Djeng Nurish merupakan antropolog Agama sekaligus peneliti di Arizona State University yang fokus pada isu-isu agama minoritas di Asia Tenggara.
Pada sesi pembukaan, Akhol Firdaus selaku direktur PRC menegaskan bahwa program yang dikembangkan oleh PRC merupakan kerja panjang. Adapun klinik menulis ini merupakan satu di antara sekian banyak program yang menghadirkan ahli dalam dunia penelitian dan penulisan jurnal ilmiah.
Sebagaimana mimpi PRC untuk berproses bersama dengan tujuan ‘membanjiri’ jurnal ilmiah baik Nasional maupun Internasional, maka klinik ini dengan sadar ditetapkan sebagai klinik menulis buka. Pada akhirnya nanti, akan ada klinik menulis tutup sebagai penanda bahwa artikel-artikel produk klinik menulis PRC siap ditandingkan dalam gelanggang bersama para penulis-peneliti lainnya.
Mengawali forum, Djeng Nurish mulai memperkenalkan diri. Sesi ini dilanjutkan dengan perkenalan oleh peserta yang berjumlah 18 orang. Perlu dicatat bahwa, peserta tidak hanya berasal dari dosen, tetapi ada juga beberapa mahasiswa maupun alumni. Sesi ini juga dimanfaatkan untuk menggali latar belakang fokus studi dan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan oleh peserta.
Forum selanjutnya dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama membahas metodologi penelitian. Adapun sesi kedua membahas teknik & strategi dalam penulisan artikel ilmiah.
Mengawali sesi pertama, Djeng Nurish memberikan sebuah pertanyaan menarik, bagaimana sebuah penelitian memiliki ‘ruh’? Dalam paparannya, setidaknya penelitian perlu mempertimbangkan tempat (locus) dan waktu (tempus). Tidak cukup hanya itu, peneliti juga harus menguasai ragam teori sosial-antropologi baik klasik maupun kontemporer.
Read more: Catatan Klinik Menulis Peer Review Community (PRC)
Tulungagung –Sebagai wujud perhatian dan keinginan untuk berpartisipasi dalam pengembangan pesantren sekaligus bisa membedah keilmuan pesantren, hari ini (30/10) IAIN Tulungagung me-launching Pusat Studi Pesantren (PSP). Launching yang digelar di Aula Utama IAIN Tulungagung tersebut dihadiri oleh segenap pesantren yang ada di Kabupaten Tulungagung, pengurus Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) dari kabupaten se-Karesidenan Kediri, perwakilan dari Kementerian Agama Kabupaten Tulungagung, dan beberapa elemen masyarakat yang lain. Launching PSP ditandai dengan pemukulan gong oleh Rektor IAIN Tulungagung, Maftukhin.
PSP adalah sebuah pusat kajian di lingkungan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah IAIN Tulungagung yang dibentuk sebagai sebuah wadah untuk pengkajian dan pengembangan pesantren berbasis riset dan pengabdian masyarakat bagi dosen dan mahasiswa. Peresmian pusat studi ini bertepatan dengan momentum Peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2017 yang diperingatai setiap tanggal 22 Oktober.
Peresmian pusat studi ini dikemas dalam acara Bedah Buku yang berjudul “Pesantren Pluralis” karya HM Muntahibun Nafis yang nota bene juga ditunjuk sebagai Direktur PSP. Hadir sebagai narasumber, HM Muntahibun Nafis. Sebagai pembanding adalah KH Reza Ahmad Zaid dari Pondok Pesantren Al-Mahrusiyah Lirboyo, Kediri, serta Ngainun Na’im, salah satu penulis buku paling produktif dari IAIN Tulungagung. Bertindak sebagai Moderator Akhmad Rizqon Khamami, dosen filsafat IAIN Tulungagung.
Read more: Launching Pusat Studi Pesantren: IAIN Tulungagung Gelar Bedah Buku “Pesantren Pluralis”