Tulungagung. Ada yang berbeda dengan suasana di kampus IAIN Tulungagung pada hari kemarin (Rabu, 27/9). Ratusan mahasiswa serta puluhan dosen dan staf Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) memadati gedung Aula Utama IAIN Tulungagung sejak pagi hingga siang. FUAD kedatangan “tamu spesial”, seorang novelis dan aktifis dakwah Islam yang sedang populer lewat novel dan film.
Adalah Habiburrahman El Shirazy, penulis novel best sellers yang didapuk menjadi narasumber dalam Studium General pada Semester Ganjil Tahun Akademik 2016/2017 dengan tema “Berislam Secara Cerdas dan Santun: Menata Ulang Pemahaman Keagamaan dalam Konteks Kekinian”. Penulis yang akrab dipanggil Kang Abik ini bercerita banyak hal kepada para peserta kuliah umum.
Kang Abik menjelaskan tentang perlunya menata pemahaman nilai keislaman, yakni Islam yang Rahmah. Nilai yang telah diajarkan kepada setiap Muslim sejak kecil. Rahmah dapat dilihat dari sifat Allah yang Jamal dan Kamal. Sifat Allah yang Jamal menyempunakan sifat Allah yang Kamal. Dalam Al-Qur’an, sifat Allah yang Jamal ini paling banyak disebutkan, semisal dalam surah Al-Fatihah berupa kata Rahman dan Rahim. Kedua sifat ini harus diinternalisasikan dalam diri manusia.
Sifat Rahmah ini telah ada dalam diri Rasulullah SAW, sehingga tindak-tanduk beliau selalu penuh kasih sayang dan memunculkan kebaikan. Pun juga pada diri para Sahabat. Wujud dari sifat Rahmah adalah bila mendapati adanya perselisihan atau perbuatan yang salah, maka dilakukan tindakan penyelesaian dengan penuh hikmah.
Sebagai Muslim yang mengemban tugas dakwah, hendaknya memahami kaidah dakwah yang benar serta memahami tahqiq an-nash. Terlebih lagi bagi mahasiswa yang sedang belajar di institut agama Islam, mereka berhak untuk meluruskan kegiatan dakwah yang kurang hikmah. Penulis novel Ayat-Ayat Cinta ini menyatakan salah satu metode dakwah yang efektif untuk dilakukan adalah dengan menyampaikan apa adanya kepada masyarakat, sehingga tidak membuat mereka semakin keruh dan mengalami kebingungan.
Kuliah umum bersama Habiburrahman El Shirazy berlangsung meriah. Dimoderatori oleh Dekan FUAD, Dr. Abad Badruzaman, peserta nampak antusias mengikuti sesi hingga akhir. Keterbatasan waktu membuat moderator harus mengakhiri acara meski banyak pertanyaan belum bisa dijawab oleh narasumber.[*]
Tulungagung. Komunitas Mahasiswa Jurusan (KMJ) Bimbingan dan Konseling Islam (BKI) Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah IAIN Tulungagung menggelar Seminar Konseling Islam dengan tema “Membentuk Pribadi Sehat Melalui Pendekatan Konseling Qur’ani”. Seminar yang dilaksanakan di Aula Gedung KH Syaifuddin Zuhri kampus IAIN Tulungagung pada Senin, 26 September 2016 ini menghadirkan Dr. Elfi Mu’awanah, S.AG., M.Pd. sebagai narasumber. Seminar ini dibuka mulai pukul 8 pagi hingga pukul 12 siang dengan dihadiri oleh ratusan mahasiswa dari berbagai fakultas di IAIN Tulungagung.
Tulungagung. Kesehatan jiwa sangat penting untuk menunjang keberhasilan tiap individu dalam rangka mengembangkan diri secara optimal. Oleh karena itu, psikoedukasi diperlukan untuk memberikan pengenalan dini bagi setiap pribadi terkait masalah kejiwaan yang umum diderita masyarakat seperti depresi, kecemasan, ketergantungan, kepanikan, fobia (ketakutan), hingga masalah kejiwaan berat seperti keterbelakangan mental dan skizofrenia. Untuk itu, Himpunan mahasiswa Jurusan (HMJ) Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah IAIN Tulungagung bekerjasama dengan Komunitas Peduli Schizophrenia Indonesia (KPSI) Tulungagung menyelenggarakan Seminar Nasional Kesehatan Jiwa (4/9) yang bertajuk “Raising Awareness on Mental Health Issue for the Society”.
Read more: HMJ TP Selenggarakan Seminar Nasional Kesehatan Jiwa
Tulungagung. Hadirnya Islam Nusantara dinilai sebagai kebangkitan identitas nasionalisme Indonesia dalam menghadapi gelombang gerakan Islam Transnasional dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun kritik terhadap gerakan transnasional sudah pernah diungkapkan oleh Abdurrahman Wahid dalam banyak esainya, namun hingga saat ini gaya Islam dengan style Arab justru menemukan momentumnya, tidak hanya secara politik tetapi juga secara budaya. Profesor Mark R. Woodward menjelaskan bahwa gerakan transnasional sudah berlangsung sejak lama, dan Islam adalah bagian dari gerakan transnasional pada awal kehadirannya di Nusantara. Hal tersebut disampaikan oleh Mark dalam Ceramah dan diskusi bertemakan “Islam Jawa sebagai Representasi Islam Nusantara” yang diselenggarakan oleh Institut Transvaluasi Fakultas Ushuluddin Abad dan Dakwah IAIN Tulungagung, Jumat 26 Agustus 2016 di Aula Utama IAIN Tulungagung.
Read more: Islam Nusantara dan Gerakan Islam Transnasional: Islam Jawa dalam Ruang dan Waktu