Surabaya-Penampilan memukau dari Narasumber Bpk. Dr. H. Dede Nurohman, M.Ag. yang menjabat sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam saat mempresentasikan materi berjudul "Perjalanan Haji" mampu memukau dan menambah kemeriahan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji, hari Ke-3 sesi sore (15.15 WIB s.d 17.15 WIB), pada hari Rabu 20 April 2022. Narasumber berhasil menghidupkan suasana dan acara sertifikasi yang diselenggarakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan UIN Satu Tulungagung. Penyampaian materi memperoleh sambutan yang antusias dari para peserta. Pembahasan materi disusun dengan apik dan rapi, diawali dengan presentasi materi, selanjutnya dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab antar kelompok. Tampil sebagai Moderator, yakni Lailatul Muthohharoh (NIM: 12311193028) Mahasiswi Program Studi Manajemen Dakwah UIN Satu Tulungagung.
Surabaya- Penampilan Kolaboratif antara Dr. Ahmad Nurcholis dan Rohmat, M.Pd.I dalam membimbing acara diskusi mampu memukau dan menghiasi kemeriahan Sertifikasi Pembimbing Manasik pada hari Ke-3 sesi siang (13.00 WIB s.d 15.00 WIB), hari Rabu 20 April 2022. Pak Ois yang bertugas sebagai Host dan Pak Rohmat yang bertugas sebagai Notulen berhasil menghidupkan suasana dan acara sertifikasi yang diselenggarakan oleh Kantor Wilayah Kementeriann Agama Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan UIN Satu Tulungagung. Penyampaian materi Problematika Bimbingan Manasik Haji memperoleh sambutan yang antusias dari para peserta. Pembahasan materi disusun dengan apik dan rapi, diawali dengan presentasi 15 Menit dari masing-masing Perwakilan Kelompok, selanjutnya dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab antar kelompok.
Pertama, Belum Terwujudnya Jamaah Haji yang Mandiri. Jamaah haji kurang aktif dalam mengadiri manasik haji. Meraka mengandalkan bantuan manasik dari pihak KBIHU, sehingga kurang respon dengan arahan Pembimbing Manasik Haji dari pihak Kementerian Agama. Faktanya, masih banyak jamaah yang belum hafal doa, belum memahami rangkaian manasik secara tertib.
Kedua, Metode Bimbingan yang Monoton. Kebanyakan Pembimbing manasik haji menyampaikan materi dengan metode ceramah. Alangkah baiknya bila menerapkan metode demonstrasi, metode think of pairs dan metode quantum teaching. Fokus titik beratnya adalah pada keberhasilan micro guaiding, bukan micro teaching.
Ketiga, Lemahnya Sinergitas antara Pembimbing Haji dengan KBIHU dan TPIHI. Terkesan berjalan secara parsial, bukan terorganisasi dengan baik. Hal ini berdampak pada kebijakan yang sering bertabrakan satu sama lain
(OIS-BUDI-ROHMAT-WAHAB)